MAKALAH
FISIOLOGI
SISTEM
PENCERNAAN ( SISTEM DEGESTIVE)
Oleh:
Lian
Ekawati (A102.10.037)
Lois
Widiastuti (A102.10.038)
Lorensa
Tresnaningtias (A102.10.039)
Luluk
Choiru Nisa (A102.10.040)
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
TAHUN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada penulis
sehingga penulis
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul “FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN”.
Dalam makalah ini penulis menjelaskan bagaimana proses
makanan dicerna. Adapuan tujuan penulis menulis makalah ini yang
utama untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu mata kuliah Fisiologi. Di sisi lain, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan dalam tubuh manusia serta organ tubuh apa
saja yang membantu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah
ini bermanfaat bagi kita semua terutama
bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Fisiologi.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa memberkati segala usaha kita. Amin.
Surakarta, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................... i
Kata pengantar................................................................................................. ii
Daftar isi.......................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
a.
Latar
belakang........................................................................................... 1
b.
Rumusan
masalah...................................................................................... 1
c.
Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II Pembahasan
a. Sistem pencernaan........................................................................................ 3
b. Proses pencernaan........................................................................................ 3
c. Anatomi dan fisiologi pencernaan................................................................ 4
BAB III Penutup
a. Kesimpulan................................................................................................. 13
Daftar Pustaka............................................................................................. 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saluran pencernaan merupakan saluran
yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan proses pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan
enzim dan zat cair yang
terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus. Dari saluran pencernaan akan
terbentuk sistem pencernaan yang terdiri dari organ-organ pencernaan yang
tergabung membentuk saluran pencernaan. saluran pencernaan tersebut terdiri
dari Oris(mulut), Faring(tekak), Esofagus(kerongkongan) Ventrikulus(lambung),
usus halus,usus besar, rektum, anus. Selain itu alat penghasil getah cerna
terdiri dari Kelenjar ludah, kelenjar getah lambung, kelenjar hati, kelenjar
pankreas, kelenjar getah usus.
Selama
dalam pankreas, pencernaan makanan dihancurkan menjadi zat-zat yang sederhana
yang hanya diserap dan digunakan oleh sel jaringan tubuh. Berbagai perubahan
sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung di dalam
berbagai cairan pencernaan.
Setiap
jenis zat mempunyai tugas khusus bekerja atas satu jenis makanan dan tidak
mempunyai pengaruh terhadap jenis lain.
B. Rumusan
Masalah
a.
Apakah siatem pencernaan itu?
b.
Bagaimanakan proses pencernan itu?
c.
Bagaimanakah anatomi dan fisiologi
sistem pencernaan itu?
C.Tujuan
a. Untuk
mengetahui pengertian sistem pencernaan
b. Untuk
mengetahui bagaimana proses pencernaan
c. Untuk
mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pencernaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENCERNAAN
Makanan sangat vital bagi
kehidupan. Makanan dibutuhkan bagi reaksi-reaksi kimiawi di dalam semua sel
tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia ini memiliki berbagai tujuan misalnya:
menghasilkan energy, membentuk enzim baru, membentuk struktur sel, dan
sebagainya. Sayangnya, mayoritas makanan yang kita makanan terlalu besar ukuran
molekulnya sehingga tak dapat menembus membran sel. Oleh karena itu, makanan
perlu dipecah menjadi ukuran molekul yang lebih kecil. Proses pemecahan ini
dinamakan digesti (pencernaan). Kelompok organ yang berperan dalam proses
digesti dinamakan sistem digesti (sistem pencernaan).
B. PROSES PENCERNAAN
Sistem digesti menyiapkan
makanan agar dapat dikonsumsi oleh sel. Ada 5 aktifitas dasar dalam pencernaan
yaitu:
Ingesti atau makan adalah memasukkan makanan ke dalam
tubuh.
2.
Peristalsis
Peristalsis adalah perpindahan makanan di sepanjang saluran pencernaan.
3.
Digesti
Digesti adalah pemecahan makanan
melalui proses mekanik dan kimiawi.
4.
Absorpsi
Absorpsi adalah penyerapan hasil pencernaan makanan dari saluran
pencernaan ke vaskuler (pembuluh darah) dan pembuluh limfe (getah bening).
5.
Defekasi
Defekasi adalah eliminasi (pembuangan) bahan-bahan yang tak dapat dicerna
ke luar tubuh.
Pencernaan kimiawi adalah
rangkaian reaksi katabolik (pemecahan) untuk memecah karbohidrat, lipid, dan
protein menjadi molekul-molekul berukuran kecil, sehingga dapat melintasi
dinding saluran pencernaan menuju kapiler pembuluh darah dan pembuluh limfe,
yang selanjutnya akan diteruskan menuju sel-sel di berbagai bagian tubuh.
Pencernaan mekanik
terdiri atas berbagai gerakan yang membantu pencernaan kimiawi. Tergolong
sebagai pencernaan mekanik adalah pengunyahan makanan agar dapat ditelan. Otot
polos lambung dan usus halus mengocok makanan sehingga bercampur dengan enzim
yang mengkatalisis reaksi kimiawi.
C. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM
PENCERNAAN
Organ pencernaan dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu saluran gastrointestinal atau saluran
pencernaan dan struktur aksesori pencernaan.
1.
Saluran
pencernaan
Saluran pencernaan adalah tabung panjang di bagian ventral tubuh yang
dimulai dari mulut dan berakhir pada anus, dengan panjang kira-kira 9 meter.
Organ yang menyusun saluran pencernaan adalah: mulut, faring, esophagus,
lambung, usus halus, dan usus besar.
2.
Struktur
aksesori pencernaan
Bagian ini meliputi gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu,
dan pancreas. Gigi membantu memecah makanan. Kelenjar aksesori lainnya, kecuali
lidah, berada di luar saluran pencernaan, berfungsi menghasilkan dan menyimpan
sekresi yang membantu proses pencernaan. Sekresi dipancarkan melalui duktus
menuju saluran pencernaan.
a) Mulut
Mulut disebut juga oral
atau bukal, sehingga rongga mulut disebut juga kavum oral atau kavum bukal.
Rongga mulut dibangun oleh pipi (bagian lateral), labia atau bibir (bagian anterior), palatum atau langit-langit (bagian superior), dan bagian posterior
berbatasan dengan faring. Lidah terletak di dasar mulut.
Otot-otot ekstrinsik
lidah menggerakkan lidah ke kanan-kiri dan ke depan-belakang. Gerakan lidah
membantu membentuk makanan terkunyah menjadi bulatan yang disebut bolus.
Lidah juga mendorong makanan ke belakang agar tertelan.
c) Kelenjar saliva
Saliva adalah cairan yang
terus disekresikan oleh kelenjar saliva. Saliva memelihara mulut tetap lembab,
namun ketika makanan masuk, sekresi bertambah sehingga dapat melumasi, melarutkan dan mencerna secara kimiawi. Ada beberapa kelenjar saliva, yaitu:
glandula parotis, glandula submandibularis, glandula sublingualis. Dari
kelenjar-kelenjar ini, saliva disalurkan melalui duktus ke rongga mulut.
Kandungan dari saliva adalah: air (99,5%), zat- zat terlarut (5%) terdiri atas garam-garam,
gas-gas terlarut dan bahan-bahan organik, juga enzim penting yaitu amilase
saliva yang memecah amilum (pati) menjadi maltosa.
Gigi terletak di dalam
mulut yang menancap pada maksila (rahang atas) dan mandibula (rahang bawah).
Gigi membantu pencernaan secara mekanik, dengan cara mengunyah.
e) Faring
Deglutisi atau menelan
adalah mekanisme gerakan makanan dari mulut menuju lambung. Proses ini
difalitasi oleh saliva dan mukus (lendir) yang terdapat pada mulut, faring dan esophagus. Ada 3 tahap menelan yaitu:
1. Tahap volunter (disadari), yaitu
bolus bergerak ke faring
2. Tahap faringeal, yaitu secara tak
sadar bolus bergerak dari faring ke esophagus
3. Tahap esophageal, yaitu secara tak
sadar bolus bergerak dari esophagus ke lambung.
f) Esophagus
Esophagus terletak di
belakang trachea, sepanjang 23-25 cm dimulai dari faring dan berakhir di
lambung. Esophagus tak memproduksi enzim, namun hanya menghasilkan mukus yang memperlancar jalannya bolus dari faring ke lambung. Gerakan bolus dari faring
ke esophagus diatur oleh sfingter esophageal atas (Catatan: sfingter adalah
cincin tebal pada otot). Pada tahap faringeal, laring terangkat sehingga
sfingter relaks dan bolus masuk ke esophagus. Pada fase esophageal, makanan
didorong ke esophagus dengan gerakan involunter yang disebut peristalsis. Dalam
peristalsis ini, otot berkontraksi di atas bolus dan bergerak turun. Pada ujung bawah esophagus terdapat sfingter esophageal bawah. Selama menelan, sfingter
ini relaks sehingga memudahkan masuknya bolus ke lambung.
Lambung berawal dari
esophagus dan berakhir pada duodenum usus halus. Lambung dibagi menjadi 4
bagian yaitu: kardia di sekitar sfingter esophageal bawah, fundus pada bagian puncak, badan di bagian sentral, dan pylorus atau antrum di bagian bawah.
Sfingter pilorik menghubungkan pylorus lambung ke duodenum usus halus.
Beberapa menit setelah
makanan masuk ke dalam lambung, terjadilah gelombang peristalsis lambung yang
mengaduk makanan dan mencampurnya dengan sekret yang dikeluarkan oleh kelenjar
lambung. Akhirnya bolus menjadi cair dan disebut kimus. Lambung akan kosong
kembali 2-6 jam pasca ingesti.
Di dalam lambung terjadi pencernaan
kimiawi dengan bantuan enzim yaitu:
1.
Amylase
saliva melanjutkan pencernaan amilum di bagian fundus
2.
Pepsin
membantu pemecahan protein
3.
Lipase
membantu pemecahan lipid susu (terutama pada bayi dan anak)
4. Rennin
membantu pencernaan susu pada bayi. Rennin dan kalsium menyebabkan koagulasi
susu, sehingga lebih lama berada di lambung untuk dicerna.
h) Pankreas
Dari lambung kimus dilanjutkan
ke usus halus untuk dicerna lebih lanjut. Sekret yang membantu pencernaan tidak
hanya berasal dari usus halus sendiri, tetapi juga dari pancreas, hati, dan
kandung empedu.
Pankreas berukuran
panjang: 12,5 cm dan tebal: 2,5 cm, terletak di belakang lambung. Pankreas
dihubungkan oleh duktus pankreatikus menuju duodenum, yang bermuara pada ampula hepatopankreatikus.
Pancreas menghasilkan
getah pancreas yang mengandung air, garam, natrium bikarbonat, dan enzim-enzim
yaitu:
1.
Amylase
pancreas yang membantu pencernaan karbohidrat
2.
Tripsin
yang membantu pemecahan protein
3.
Kimotripsin
yang membantu pemecahan protein
4.
Karboksipolipeptidase
yang membantu pemecahan protein
5.
Lipase
pancreas yang membantu pemecahan lipid
6.
Ribonuklease
yang membantu pemecahan asam nukleat: RNA
7.
Deoksiribonuklease
yang membantu pemecahan asam nukleat: DNA
i) Hati
Hati terletak di bawah
diafragma. Hati dibagi menjadi 2 lobus utama yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Hati dihubungkan oleh rangkaian duktus. Bermula dari duktus hepatikus kanan dan kiri, lalu bergabung menjadi satu pada duktus hepatikus utama. Duktus hepatikus
utama bergabung dengan duktus kistikus dari kandung empedu, keduanya membentuk
duktus empedu. Duktus empedu menuju duodenum dan bermuara di ampula
hepatopankreatikus bersama-sama dengan duktus pankreatikus.
Hati
menampilkan 7 fungsi pokok yaitu:
1. Menghasilkan garam empedu, yang
digunakan oleh usus halus untuk mengemulsikan dan menyerap lipid
2. Menghasilkan antikoagulan heparin dan
protein plasma seperti protrombin, fibrinogen, dan albumin
3. Sel-sel retikuloendotelial hati,
memfagosit (memangsa) sel-sel darah yang telah rusak, juga bakteri
4. Menghasilkan enzim yang memecah racun
atau mengubahnya menjadi struktur yang tak berbahaya. Sebagai contoh, ketika
asam amino hasil pemecahan protein dipecah lagi menjadi energy, dihasilkan
sampah-sampah nitrogen beracun (misalnya ammonia) yang akan diubah menjadi
urea. Selanjutnya urea dibuang melalui ginjal dan kelenjar keringat.
5. Nutrient yang baru diserap akan
dikumpulkan di hati. Tergantung kebutuhan tubuh, kelebihan glukosa akan diubah
menjadi glikogen atau lipid untuk disimpan. Sebaliknya hati juga dapat mengubah
glikogen dan lipid menjadi glukosa kembali jika dibutuhkan.
6. Hati menyimpan glikogen, tembaga,
besi, vitamin A, B12, D, E, dan K. Juga menyimpan racun yang tak dapat dipecah
dan dibuang (misalnya DDT)
7. Hati dan ginjal berperan dalam
aktivasi vitamin D.
j) Kandung empedu
Kandung empedu adalah
kantong menyerupai buah pir dengan panjang: 7-10 cm, dan terletak pada hati.
Kandung empedu memekatkan
empedu hingga 10 kali lipat. Empedu dari hati masuk ke usus halus melalui
duktus empedu utama. Ketika usus halus kosong, katup di ampula
hepatopankreatikus tertutup, sehingga empedu kembali ke duktus kistikus menuju
kandung empedu untuk disimpan.
k) Usus halus
Usus halus bagian utama
dari proses digesti dan absorpsi. Panjang usus halus kira-kira 6,35 m. Usus
halus dibagi menjadi 3 bagian yaitu: duodenum (0,25 m), yeyunum (2,5 m), dan
ileum (3,6 m).
Ada 2 macam gerakan usus halus yang
memerankan pencernaan secara mekanik, yaitu: segmentasi dan peristalsis.
1. Segmentasi
Segmentasi adalah gerakan utama dari usus halus, yaitu kontraksi lokal
pada area yang berisi makanan. Gerakan ini mencampur kimus dengan getah
pencernaan dan membawa partikel-partikel hasil pencernaan ke mukosa (selaput
lender) usus untuk diabsorpsi.
2. Peristalsis
Peristalsis
mendorong kimus di sepanjang saluran pencernaan. Kontraksi peristalsis pada
usus halus secara normal jauh lebih lemah daripada peristalsis lambung dan
esophagus. Kimus bergerak melalui usus halus dengan kecepatan 1 cm/menit. Maka,
kimus berada di dalam usus halus selama 3-5 jam.
Di dalam usus halus
terjadi pencernaan karbohidrat, protein, dan lipid. Kerjasama antara getah
pankreas, empedu, dan getah usus halus akan memerankan proses pencernaan
sebagai berikut:
1. Karbohidrat dipecah menjadi
monosakarida
2. Protein menjadi asam amino
3. Lipid dipecah menjadi asam lemak,
gliserol, dan gliserida
Selanjutnya hasil-hasil pencernaan tersebut diserap melalui dinding usus
halus, dan masuk ke dalam pembluh darah dan pembuluh limfe. Proses ini disebut
absorpsi. Kira-kira 90% absorpsi makanan terjadi di sepanjang usus halus.
Sisanya (10%) terjadi di lambung dan usus besar. Makanan-makanan yang tidak
tercerna dan tidak terserap akan masuk ke usus besar.
l) Usus besar
Usus besar membentang
dari ileum usus halus hingga anus, dengan panjang kira-kira 1,5 m, dengan
diameter 6,5 cm. usus besar dibagi menjadi 4 bagian pokok yaitu sekum, kolon,
rektum, dan kanal anal. Panjang sekum kira-kira 6 cm.
1. Sekum
Pada sekum terdapat tonjolan sepanjang 8 cm yang disebut appendiks
vermivormis atau usus buntu.
2. Kolon
Kolon dibagi menjadi 4 bagian yaitu: kolon asenden (di kanan), kolon
transversum (di atas), kolon desenden (di kiri), dan kolon sigmoid (di bawah).
3. Rektum
Panjang rektum kira-kira 20 cm setelah kolon sigmoid
4. Kanal anal
Kanal anal
merupakan terminal dari rectum sepanjang 2-3 cm. Pintu keluar dari kanal anal
dinamakan anus. Pada anus terdapat sfingter internal yang dikendalikan oleh
otot polos dan sfingter eksternal yang dikendalikan oleh otot lurik.
Kimus dari ileum masuk ke
sekum diatur oleh sfingter ileosekal yang berkontraksi ringan sehingga proses
masuknya lambat. Pada usus besar juga ada gerakan peristalsis namun lebih
lemah. Gerakan lain pada usus besar adalah peristalsis massa, yaitu gelombang
peristalsis yang kuat mulai dari pertengahan kolon transversum yang mendorong
isi usus menuju rectum. Makanan di dalam lambung mengawali aksi reflex ini di
dalam kolon. Maka, peristalsis massa biasanya terjadi 3-4 kali selama makan
atau segera setelah makan.
Fase akhir pencernaan
dibantu oleh aksi bakteri, bukan enzim. Mukus non enzimatik disekresikan oleh
usus besar. Kimus dipersiapkan untuk eliminasi oleh aksi bakteri. Bakteri
memfermentasikan sisa karbohidrat menjadi hydrogen, karbondioksida, dan gas
metana. Gas-gas ini membentuk gas flatus (kentut) di dalam kolon. Bakteri juga
mengubah asam amino menjadi indol, skatol, hydrogen sulfide, dan asam lemak.
Beberapa indol dan skatol membuat feses menjadi berbau. Bakteri juga
mendekomposisi bilirubin yang akhirnya membuat feses menjadi berwarna kuning
kecoklatan. Beberapa vitamin yang dibutuhkan untuk metabolism (vitamin B dan K)
disintesis oleh bakteri.
Kimus tinggal di usus
besar kira-kira 3-10 jam, sehingga memadat sebagai dampak dari proses
penyerapan air. Struktur solid atau semisolid ini disebut feses. Selain air,
komponen lain yang diserap di usus besar adalah elektrolit, termasuk natrium
dan klorida.
Peristalsis massa
mendorong feses ke rectum. Selanjutnya terjadilah distensi dinding rectum yang
merangsang refleks defekasi (proses mengosongkan rectum). Sehingga yang
terakhir feses keluar dari tubuh melalui lubang anus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makanan
mengalami proses pencernaan agar dapat di serap oleh usus. Proses pencernaan
adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk
yang halus (sederhana) sehingga dapat diserap usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan
menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan
secara mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus.
Sedangkan pencernaann secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim.
DAFTAR PUSTAKA
Perry dan Potter. 2006.Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mugiasih. 2012. Sistem Pencernaan Pada Manusia.